/* Welcome to Blog Chandra Yuventus Silaban */ My Blog My Lifestyle

Jumat, Mei 30

Profile Dr. I. L. Nommensen

DR. INGWER LUDWIG NOMMENSEN dilahirkan di pulau Nordstrand antara Denmark dan Jerman pada tanggal 6 Februari 1834. Dia berikrar untuk menjadi misionaris ketika dia sakit keras, dan memang inilah yang merupakan satu-satunya tujuan hidupnya. Setelah dididik oleh Rheinische Mission Gesselschaft (RMG), dan ditahbiskan pada bulan Oktober 1861, beliau berangkat ke Sumatera. Ia tiba di Padang pada tanggal 14 mei 1862. Rencananya adalah bekerja di kalangan orang Batak. Kesulitan yang dihadapai pada awalnya yaitu adanya larangan untuk bekerja di daerah pedalaman dan adanya komitmen sesama misionaris untuk memusatkan perhatian pada daerah Tapanuli Selatan. Setelah berusaha keras, Nommensen diizinkan bekerja di daerah barus, dan mulailah beliau melayani beberapa orang batak dan belajar bahasa mereka.
Nommensen melakukan perjalanannya ke daerah pedalaman pada tanggal 25 oktober 1862. Perjalanan tersebut dianggap sangat berhasil. Lalu beliau pindah ke Sipirok dan disana bertugas untuk mendirikan sebuah sekolah. Pada bulan Nopember 1863, dia mengunjungi daerah Silindung. Disini dia menghadapi masalah sifat permusuhan dari raja-raja didaerah tersebut. Namun dia sudah bertekad untuk dapat tinggal disana, mengenal sifat orang batak dan melayani mereka. Keteguhan hatinya untuk hidup sederhana yang bersifat penyangkalan diri, ketekunan dan kepandaiannya dibidang pengobatan menyebabkan dia dapat tinggal dengan orang Batak dan melayani mereka, jasmani maupun rohani. Rencananya adalah untuk hidup jauh dari kehidupan perekonomian setempat dan akhirnya mendirikan suatu koloni Kristen yang dapat memenuhi kebutuhan sendiri.
Orang - orang yang pertama, empat lelaki, empat wanita dan lima anak-anak, dibaptis oleh Nommensen pada tangal 27 Agustus 1865. Dia juga mendirikan Huta Dame (Kampung Pardamean) dengan sebuah gereja sederhana, sekolah dan beberapa rumah lain. Tantangan demi tantangan yang datang dari masyarakat, raja-raja dan bahkan dari lembaga zending di Barmen dihadapi Nommensen dengan tabah dalam merealisasi cita-citanya.
Dalam sepucuk surat yang dikirimkannya ke Barmen, dia berbicara tentang suatu penglihatan yang dia perolah tentang hari depan masyarakat yang dilayani ini : "Dalam roh saya melihat dimana-mana jemaat-jemaat Kristen, sekolah-sekolah dan gereja-gereja kelompok orang Batak tua dan muda yang berjalan ke gereja-gereja ini. Di setiap penjuru saya mendengar bunyi lonceng gereja yang memanggil orang-orang beriman datang ke rumah Alah. Saya melihat dimana-mana sawah-sawah dan kebun-kebun yang telah diusahakan, padang-padang penggembalaan dan hutan-hutan yang hijau, kampung-kampung dan kediaman-kediaman yang teratur disalamnya terdapat keturunan-keturunan yang berpakaian pantas. Selanjutnya, saya melihat pendeta-pendeta dan guru-guru orang pribumi Sumatera berdiri di panggung-panggung dan di atas mimbar-mimbar, menunjukkan cara hidup Kristen kepada yang muda maupun yang tua. Anda mengatakan bahwa saya seorang pemimpi, tetapi saya berkata : tidak, saya tidak. Saya tidak bermimpi. Iman saya melihat ini semua; hal ini akan terjadi, karena seluruh kerajaan akan menjadi milikNya dan setiap lidah akan mengetahuibahwa Kristus adalah Tuhan bagi kemuliaan Allah Bapa. Karena itu, saya merasa gembira, walaupun rakyat mungkin menentang firman Allah, yang mereka lakukan tepat seperti mudahnya mereka mencegah firman Allah dari hati mereka. Suatu aliran berkat pastilah akan mengalir atas mereka. Hari sudah mulai terbit. Segera cahaya terang akan menembus, kemudian Matahari Kebenaran dalam segala kemulianNya akan bersinar atas seluruh tepi-langit tanah Batak dari Selatan bahkan sampai ke pantai-pantai Laut Toba"
Menurut berbagai sumber, penglihatan tersebut diperolehnya ketika beliau berdoa di Siatas Barita, Tarutung, tempat Salib Kasih sekarang.Ketika Nommensen meninggal pada tanggal 23 Mei 1918, gereja telah bertumbuh dan mencakup kurang lebih 180.000 orang anggota yang dibaptis, sekolah-sekolah yang berjumlah 510 buah itu mempunyai 32.700 orang murid yang terdaftar dan gereja yang dipimpin oleh 34 orang Batak yang ditahbiskan , 788 orang guru Injil dan 2.200 orang penetua. dikutip dari : (Pedersen, P.B 1979 Daerah Batak dan jiwa Protestan)

Silaban oh Silaban

Di Kota Bogor tidak ada jalan Silaban atau Wisma Silaban, Padahal, beliau adalah sang Arsitek terkenal dengan karya-karya bangunannya yang kini masih berdiri kokoh, baik di Kota Bogor maupun di Jakarta. Bangunan yang masih berdiri kokoh karya dari arsitek Silaban di Kota Bogor antara lain Rumah Dinas Walikota Bogor, dan di Jakarta yaitu Masjid Istiqlal.

Ide dan Karya F Silaban sebagian muncul antara Tahun 1950 – 1960. Pada kurun waktu tersebut Kondisi Sosial Politik Luar Negeri maupun Dalam Negeri dalam keadaan labil. Keadaan Sosial Politik Luar Negeri dalam pembenahan setelah Perang Dunia II

Sedangkan keadaan Sosial Politik Dalam Negeri dalam taraf renovasi untuk menentukan bentuk Negara Republik Indonesia Kondisi yang sangat menonjol saat itu adalah adanya Kultur Individu terhadap seorang Pemimin, yaitu Presiden Pertama Indonesia Ir. Soekarno. Pada saat itu Pribadi F Silaban sangat dekat dengan sosok Soekarno, bahkan sering mendukung ide–ide yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno termasuk ide-ide tentang arsitektur dan produknya..Hal ini dapat dilihat pada saat Presiden Soekarno mencetuskan ide adanya Nation Building, adalah Paham tentang bangunan yang mampu mencerminkan dan membangkitkan kebanggan Nasional, sehingga bangunan–bangunan yang tercetus berskala raksasa, megah dah heroik.

Hal inilah sempat memberikan warna terhadap ide dan karya F Silaban, pada waktu itu sering mendapat pesanan langsung dari Presiden Soekarno. Sang Arsitek kesayangan Bung Karno ini seorang Bapak yang dekat dengan anak–anaknya dan sahabat–sahabatnya,dan beliaulah perancang Mesjid Istiqlal yang memiliki Skala Gigantik.

Mengamati riwayat hidupnya dapat diketahui dengan jelas bahwa waktu yang dijalani sepanjang hidup dan karier sebagai arstiek adalah di Bogor dan Jakarta. Masa kecil di Tapanuli dilalui hanya sebentar setamat HIS (Holland Inlandsche School, Sekolah Dasar Belanda dahulu) di Narumonda tahun 1927. Melanjutkan pendidikan pada Koninginlijke Wilhelmina School, KWS, yaitu Sekolah Tehnik jaman Belanda tahun 1931 di Batavia: setelah tamat dari KWS, langsung bekerja di Batavia sebagai juru gambar (Bouwkundig Tekenaar Stadsgemeente ) pada kantor Kota Praja Batavia. Bagi F. Silaban, putera kelima keluarga Djonas Silaban, pekerjaan itu dipandang sebagai suatu rahmat.

Ketika lulus dari KWS di Batavia tahun 1931 ia langsung bekerja sebagai Bouw Kundig Tekenar Stads gemeente mulai Mei–Juni 1931 dan langsung setelah itu menjabat Opzichter Geniedienst di Jakarta sampai tahun 1937. Selanjutnya tahunitu pula ia diangkat sebagai Geniedief Pontianak untuk daerah Kalimantan Barat. Jabatan itu diembannya hingga tahun 1939.

Kepindahannya ke Bogor sebagai Opzichter Tekenaar Stadsgemeente Bogor mengawali babak baru di dalam riwayat hidupnya, baik sebagai warga Bogor maupun sebagai Arsitek yang selanjutnya ia bolak – balik Jakarta – Bogor.Mengingat proyek–proyek yang ditanganinya kebanyakan berlokasi di Jakarta dari tahun 1939 – 1949,

Silaban tidak pernah lepas dari tugas dan jabatan yang berkaitan dengan lingkup pekerjaan umum, Berturut – turut tahun 1942 – 1947 menjabat Kepala PU dan Direktur PU Kota Bogor .

Tahun 1950, Silaban sempat menjabat sebagai Kepala PU Kota Bogor, Bahkan, selama lima tahun dipercaya menjadi Ketua Panitia Keindahan Kota DKI Jakarta. Dari sejumlah Karya tercatat beberapa hasil rancangannya antara lain Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA) Bogor, Kantor Perikanan Darat Sempur, Kota Bogor, Rumah Dinas Walikota Bogor (1935), Bank Indonesia, Jalan Thamrin Jakarta, Bank Indonesia, BLLD, Jalan Kebon Sirih, Jakarta, Bank Negara 1946, Jakarta Kota Masjid Istiqlal Jakarta, Flat BLLD, Bank Indonesia Jalan Budi Kemuliaan Jakarta, Gedung Bank Negara Indonesia 46 di Surabaya, Gedung Bank Indonesia di Surabaya, Markas Besar Angkatan Udara (MBAU) Pancoran Jakarta, Gedung Pola Jakarta Hotel Banteng, yang kemudian menjadi Hotel Borobudur Selain itu beberapa karya lainnya rumah tinggal dan monumen–monumen, antara lain Monumen Nasional Pembebasan Irian Barat Lapangan Banteng Jakarta, Tugu Selamat Datang Bunderan HI Jakarta, Taman Makam Pahlawan Kalibata (peresmian 10 Nopember 1954) dan Makam Raden Saleh Bondongan Bogor. Silaban sempat dikukuhkan sebagai Anggota Dewan Perancang Nasional (Depernas)

Akhirnya bulan Mei tahun 1965, sang arsitek F Silaban pensiun dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Madya Bogor. Masa bebas tugas itu bukan berarti Silaban duduk berpangku tangan. Dari tahun 1967 hingga ahir hayatnya Silaban tercatat sebagai Wakil Kepala Proyek Masjid Istiqlal Jakarta (1954). Sedengkan diluar profesi arsitek, F Silaban menjabat dosen luar biasa.

Arsitek yang lengkapnya bernama Friedrich Silaban Ompu Ni Maya. Lahir pada tanggal 16 Desember 1912 di Bondolok Tapanuli, Sumatera Utara. Menikah dengan sang isteri tercinta Letty Kievits pada tanggal 18 Oktober 1946. F.Silaban terlahir dari sang Ibu Boru Simamora dan Bapak Sintua Djonas Silaban. Dari hasil perkawinannya dengan Letty Kievits beliau dikaruniai 10 (sepuluh) orang anak, dua perempuan dan delapan laki-laki. Salah seorang anaknya mengikuti jejak sang ayah sebagai Arsitek; yakni Ir. Panogu Silaban lulusan Departemen Arsitektur, Institut Teknologi Bandung.

Sang arsitek yang gemar melukis dan main catur ini akhirnya menghadap Sang Pencipta 14 Mei 1984 diusia usia 71 tahun, setelah menderita sakit. Silaban yang bertempat tinggal di Jalan Gedong Sawah II No : 10 Bogor Tengah Kota Bogor dimakamkan di TPU Cipaku Bogor Selatan, Kota Bogor.

Sumber : (Iyan/Rais — Gentra Madani) Bogor News dan Sipatahunan : Dari Rumah Dinas Walikota Bogor sampai ke Masjid Istiqlal

SILABAN

Ditinjau dari peta silsilah (tarombo), Marga Silaban pertama kali disandang oleh Borsak Jungjungan yang merupakan putra pertama dari Sihombing. Namun pada akhirnya ada semacam kesepakatan tak tertulis diantara para keturunan (pinompar) Borsak Jungjungan bahwa penomoran silsilah (tarombo) Marga Silaban tidak lagi dimulai dari Borsak Jungjungan namun dari Datu. Hal ini disebabkan hilangnya data dan adanya kesimpangsiuran silsilah di urutan atas sehingga Datu Bira (Silaban Sitio), Datu Mangambe (Silaban Siponjot) & Datu Guluan dianggap sebagai urutan silsilah pertama.

Sebagaimana orang-orang Batak lainnya, maka para marga Silaban ini pun hidup tersebar di berbagai tempat baik di kampung halaman (bona pasogit) maupun didaerah perantauan (luat sileban).

Di bona pasogit sendiri, terdapat beberapa area atau kampung (huta) yang mayoritas penduduknya adalah marga Silaban. Huta tersebut antara lain adalah Silaban-Dolok Sanggul, Bona Dolok-Sijama Polang, Sijabat, Pangratusan-Parmonangan, Tipang-Bakkara dan Sitapean-Lintong ni Huta yang kesemuanya ada di kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatra Utara.

Sabtu, Januari 5

Teman yang kita abaikan...

1 diantara kita telah pergi untuk slamanya...
Roni...
gw ga tlalu knal lo...tp banyak hal yang bisa gw plajari dari lo,,,
biarlah pesan terakhir dari lo,bisa menuntun kita untuk lebih maju,,
terimakasih buat semua yang tlah lo beri dan lakuin buat naposo,,
walaupun singkat,,kita senang lo pernah ada di anatara kita, menjadi bagian dari naposo,,
selamat jalan Ron,,,

Kamis, November 15

Teropong

Mau tau kan kampus gw yang ada di bekasi utara,ini dia yang nama nya Universitas Bhayangkara Jakarta Raya,namanya Jakarta Raya tapi kok ada di Bekasi" Tanya Kenapa?
Menut lo semua bagaimana.......
To Be Continius........

Jumat, Juni 29


ISTRI YANG LAMBAT

Kategori: Cerita - Rencana Allah


Dalam sebuah keluarga hiduplah sepasang Suami-Istri, Pak Pendeta dan Ibupendeta dan anak-anak tercinta disuatu desa terpencil. Sekian lamanyamereka kelihatan hidup tentram dan bahagia sehingga tak terasa sudahsekian tahun mereka mengarungi bahtera rumah tangga, sifat dan karaktersi suami sudah tak asing lagi buat si istri. Begitu pula halnya sangsuami, sifat dan karakter istrinya sudah melekat erat dalam dirinya. Sisuami merasa bersyukur sekali memiliki istri seorang pendeta dan siistri juga sangat bersyukur sekali punya suami seorang pendeta pula.Suatu hari mereka diundang dari gereja Resort untuk mengikuti danbertanding KOOR di Konser terbesar gereja-gereja di Bandung, yang dikutioleh para pendete-pendeta seluruh gereja. dan disediakan jemputan bagidaerah-daerah yang jauh (terpencil) dengan Bus besar, dengan syarat,untuk daerah B harus menunggu jam sekian, disimpang B, dengan catatansiapa yang terlambat akan ditinggal, karena Bus akan melaju dengan cepatdan kebetulan untuk daerah pak Pendeta harus menunggu tepat jam 4 soredisimpang A karena acara akan dimulai jam 7 malam.Demikianlah mereka saling mempersiapkan diri dari pagi, mulai dari baju,sepatu, tas, dasi, dan perlengkapan lainnya, sempat terbersit dalampikiran si suami bahwa istrinya seorang yang lelet (lambat) apalagi soalberdandan bisa sampe berjam-jam lamanya. Dan suaminya berkata kepadaistrinya, "Ma, ingat kita harus berangkat jam setengah 4, karena busnyaakan datang jam 4, mama harus persiapkan semuanya, kalau perlu kesalon,mbok ya sekarang aja, biar ndak telat," tapi sang istri dengan manis danbangganya berkata, "Ndak perlu kesalon, wong dari dulu mama dandanansendiri , kok papa ndak tau sih???"Sambil senyum-senyum sang suami menjawab, "Bukan begitu mam, maksudnyasupaya kamu keliatan lebih cantik dikit, beda dari yangsebelum-sebelumnya, inikan acara besar, apalagi nanti kita para pendetaduduknya paling depan jadi ndak malu-maluin, gitu lho""Mana tau pula kita menang!",jawab siistri dengan ketus, "Jadi maksudkamu, selama ini gue ndak cantik!, jadi selama ini kamu bohong, dolosebelum nikah bilangnya aku tercantik, seksi, jadi kamu nyesel kawinsama aku!"Si suami kembali menjawab, "Udah deh ma, aku ndak mau berantem, inget makita khan pendeta udah lahir baru lagi....chik. ..chik... chik.."Singkat cerita tibalah waktunya mereka harus berangkat, jam sudahmenunjukkan pukul setengah 4 sore, pak Pendeta sudah bersiap-siap dankelihatan gagah dengan jasnya, tapi alangkah terkejutnya dia ketikamasuk kamar, istrinya baru berpakaian, belum lagi dandan, nyisir rambutdan sebagainya,Suaminya berkata: dengan sedikit marah, dia berkata, "Mama cepetan kitahampir terlambat!"Istrinya menjawab: "Sebentar pa, 5 menit lagi pasti kelar, gw khan perlusanggulan lagi."Suaminya berkata lagi: "apa? sanggulan lagi? ndak perlu pakesanggul-sanggulan lah..."Istrinya menjawab: "Tapi biar keliatan cantik dan beda dong??? Lagiantelat-telat dikit ndak apalah paling juga busnya jam karetan, jamIndonesia khan molor-molor setengah jam...."Dengan kesal suaminya menjawab, sambil keluar kamar dan berteriak,"Memang kamu dari dulu lelet, lambat, ndak pernah berubah, dari duluampe sekarang!"Si istri menjawab dengan berteriak pula, "Baguslah, Tuhan Yesus aja ndakpernah berubah, dari dulu sekarang dan selamanya tau!"Demikianlah mereka keluar rumah jam setengah lima sore, diperjalanansi suami terus mengomel dengan istrinya.."kita pasti dah terlambat, dasarlelet.....lelet. ..lambat. ..lambat. .akhirnya mereka sampai disimpang... 5menit....10menit mereka menunggu, tetapi Bus tetap ndak nonggol-nongol"Si suami sambil kesal dan marah berkata..."Pasti busnya sudah berangkat,ini semua gara-gara kamu.....makanya jadi orang jangan lambat tau!"Dengan tak ragu lagi pak Pendeta pergi ke Wartel terdekat untuk menelponkekantor pusat pelayanan bus yang tertera di denah undangan konser itu.Ternyata Bus yang akan menjemput mereka sudah berangkat setengah jamyang lalu, dan sekarang sedang dalam perjalanan menuju kota Bandung.Putuslah harapan pak Pendeta, begitu marahnya dia sehingga dia hanyadiam saja seolah enggan untuk berbicara kepada istrinya, Istrinyamencoba menghibur suaminya dan berkata, "Pa, sabar aja, kita tetep doamudah-mudah ada mobil atau bus yang menuju keBandung, kita pasti belumterlambat"Sambil tetap menunggu, siistri tetap berdoa, "Tuhan gimana ini, kami maumemujimu berikanlah transportasi yang terbaik, kami tetap menunggudisimpang ini Tuhan, ampuni segala dosa kami...."Belum sempat si istri mengucapkan Amin, tiba-tiba suaminya berteriak,"Ma, cepetan ma itu ada Bus yang hendak keBandung, katanya mereka mauikutan tanding koor juga dikonser itu."Secepat kilat si istri berkata dalam hati ".....terima kasihTuhan....Amin. ...."Lalu mereka naik ke Bus itu dan sambil berbincang-bincang, rupanyarombongan yang ada di Bus ini juga ikut bertanding dalam koor nanti darirombongan gereja lain di dekat desa mereka. Mereka mengaku bahwa merekajuga terlambat karna harus menunggu antrian lama dipom bensin. Tiba-tibamereka dikejutkan dalam satu berita dipembicaraan telpon supir busdidepan, lalu supir itu berkata kepada para penumpang, Bus No. 412 yangberangkat ke Bandung jam 4 tadi mengalami kecelakaan jatuh kejurang yangcuram, belum diketahui berapa yang tewas dan berapa yang selamat, tapimenurut beritanya, bus dalam keadaan menganaskan.Pak Pendeta dengan tercenggang dan berkata kepada istrinya.... . "Ma, itukan bus yang akan kita tumpangi tadi.....kok bisa ya????"Siisri dengan sedikit kurang percaya melihat kembali undangan itu,ternyata memang benar No. 412. dan berkata kepada suaminya: " Untung pa,kita telat, kalo ndak udah tewas"."Tidak pikir panjang lagi, pak pendeta langsung merangkul istrinyadengan lembut, seakan dia tidak ingin kehilangan orang yang dicintainyaseumur hidup. Dalam hatinya ia berdoa, Tuhan terima kasih, Engkau masihmengizinkan kami untuk bersama dalam hidup ini, masih sempat lagi untukmemujiMu, terima kasih telah memberikan istri yang terbaik bagiku,terima kasih telah memberikan istri yang lelet kepadaku, aku bersyukursegala sesuatunya telah Engkau atur, segala sesuatu yang terjadi untukmendatangkan kebaikan, terima kasih telah membuka mataku, aku akanmenjaga hatiku kemanapun aku pergi, aku tak akan menodainya, aku takakan menyakitinya, aku tak akan meminta lebih...lebih ...lebih Tuhan....terima kasih telah memberikan istri yang sepadan bagiku...... Amin"Pesan Pak Pendeta :1.Kepada mereka yang belum memiliki pasangan hidup dan yang sedangmencari pasangan hidup: 1. Cari dan mintalah kepada Tuhan pasangan yangSEPADAN, bukan untuk menjadi sama sepertimu, tapi untuk salingmelengkapi Walaupun kita sudah memilih yang banyak persamaan makasetelah menikah dengan segera, banyak orang menyadari bahwa merekamenemukan banyak perbedaan seperti cerita diatas.2. Terima apa adanya pasanganmu, sikapnya, sifatnya, termperamennya,karakternya. Dengan mulai menerimanya bahkan sering terjadi perubahankearah perbaikan.3. Kita tidak bisa merubah pasangan dengan mencela, menuntut,mengomelinya, mengungkit-gungkit kekurangannya, Penerimaan itu perlu,bahkan salah satu kebutuhan dasar seorang manusia. Penerimaan membuatorang merasa bahagia, dan dari sikap hati bahagia justru munculperbuatan-perbuatan yang simpatik.4. Alkitab mengajarkan bahwa, menikah untuk menjadi satu dan bukan untukmenjadi sama, Menikah untuk saling melengkapi sehingga gambar Allahmenjadi lengkap dalam dua pribadi yang disatukan.5. Jangan jadikan kecantikan dan kegantengan seseorang jadi the "FIRSTONE"tapi yang terpenting dari semua itu adalah seseorang yang engkau kasihibenar-benar mengasihi Tuhan Yesus, sehingga apapun masalah padapasanganmu, dia tetap mencintai dan mengasihimu apa adanya.Siapapun orangnya, dia tetap berharga di Mata Tuhan.

Senin, Juni 25

Cover Depan

LAPORAN KERJA PRAKTEK

SISTEM INFORMASI PENGECEKAN NOMOR POKOK WAJIB PAJAK DAN PEREKAMAN DATA

PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK JAKARTA PENJARINGAN

Di susun oleh :

Chandra Yuventus

( 2003225003 )

Fakultas Teknik Jurusan Informatika

Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

7 April 2007